A.
Pengertian Elastisitas
Elastisitas
adalah kemampuan suatu objek untuk kembali ke bentuk awalnya setelah suatu gaya
eksternal (dari luar) yang diberikan sebelumnya berakhir. Jika benda tersebut
tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya dihentikan, benda tersebut
dikatakan memiliki sifat plastis.
B.
Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas
- Tegangan
Jika
sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan bertambah
panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang berarti ada
sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang benda Gaya yang bekerja
sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas
penampangnya. Dalam fisika, besarnya gaya yang bekerja (F) dibagi dengan luas
penampang (A) didefinisikan sebagai tegangan (stress), disimbolkan σ:
Dalam
SI, satuan tegangan (σ) adalah N/m2 yang diperoleh melalui
pembagian satuan gaya dan luas.
Apabila
gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada benda, maka disebut tegangan
tensil. Sebaliknya, jika gaya menyebabkan berkurangnya panjang benda, maka
disebut tegangan kompresional.
- Regangan
Regangan,
disimbolkan oleh e didefinisikan sebagai perbandingan pertambahan/perubahan
panjang (∆l) dengan panjang mula-mula (l0):
Dalam
SI, regangan tidak memiliki satuan karena pembagian antar satuan panjang (m/m=
-).
Berdasarkan
jenis tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi:
1) Regangan linear: perbandingan
antara perubahan panjang dengan panjang mula-mula yang disebabkan oleh tegangan
normal;
2) Regangan volume: perbandingan
antara perubahan volume dengan volume mula-mula yang disebabkan oleh stress
normal dari beberapa sisi, dan
3) Regangan shear, perbandingan
antara perubahan bentuk dengan bentuk semula yang diakibatkan adanya tegangan
tangensial.
- Modulus Elastisitas
Modulus
elastisitas (E) didefinisikan sebagai hasil pembagian antara tegangan (σ) dan
regangan (e) : E= σ/e
Jika
Modulus Elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan
linear, maka disebut dengan Modulus Young. Rumus Modulus Young
diturunkan dari rumus tegangan dan regangan, yaitu:
Dalam
SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2) karena
pembagian tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan
(regangan tidak memiliki satuan).
Modulus
Young juga menunjukkan besarnya hambatan untuk merubah panjang suatu benda
elastis. semakin besar nilai Modulus Young suatu benda, semakin sulit benda
tersebut dapat memanjang, dan sebaliknya.
- Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan volume, maka disebut dengan Modulus Bulk yang menunjukkan besarnya hambatan untuk mengubah volume suatu benda, dan
- Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan shear, maka disebut dengan Modulus Shear yang menunjukkan hambatan gerakan dari bidang-bidang benda padat yang saling bergesekan.
Di
bawah ini adalah tabel yang menunjukkan nilai dari modulus elastisitas berbagai
jenis benda.
Bahan
|
Modulus
Young
|
Modulus
Shear
|
Modulus
Bulk
|
(N/m2)
|
|||
Besi
|
100.109
|
40.
109
|
90.
109
|
Baja
|
200.
109
|
80.
109
|
140.
109
|
Kuningan
|
90.
109
|
35.
109
|
75.
109
|
Aluminum
|
70.
109
|
25.
109
|
70.
109
|
Beton
|
20.
109
|
-
|
-
|
Marmer
|
50.
109
|
-
|
70.
109
|
Granit
|
45.
109
|
-
|
45.
109
|
Nylon
|
5.
109
|
-
|
-
|
Tulang
|
15.
109
|
80.
109
|
-
|
Air
|
-
|
-
|
2.
109
|
Alkohol
|
-
|
-
|
1.
109
|
Raksa
|
-
|
-
|
2.
109
|
H2,
He, CO2
|
-
|
-
|
1.01.
109
|
C.
Pegas ideal dan Hukum Hooke
• Pegas yang ideal adalah:
– Tanpa massa (massa pegas dapat
diabaikan terhadap gaya);
– Gaya yang diperlukan untuk
merapatkan/meregangkan pegas sebanding dengan perpanjangan pegas (x) dari
panjang semula (sebelum diregangkan), atau:
Dimana k adalah nilai konstanta pegas (kekencangan pegas),
dan
– Saat pegas diregangkan/dirapatkan,
pegas tersebut akan menghasilkan gaya pemulih dengan jumlah yang sama dan arah
yang berlawanan (gaya reaksi, F) melawan gaya regangan/rapatan yang diberikan,
atau:
Dengan
menggunakan rumus Modulus Young:,
besarnya gaya yang mengakibatkan pertambahan panjang pada benda-benda elastis
dapat ditentukan dengan:.
Tetapi, Menurut Robert Hooke, persamaan diatas berlaku hanya jika gaya
yang bekerja belum melampaui batas elastis bahan tersebut dan tidak menyebabkan
kerusakan pada objek.
D.
Energi Potensial Pegas
Menurut
Hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang ∆x, gaya sebesar F diperlukan.
Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial. Jika gaya F tersebut dilepas,
pegas akan melakukan usaha sebesar W=F∆x.
Luas dari segitiga
yang ditekstur (dicoklatkan) di atas menunjukkan hubungan antara gaya pegas
rata-rata (dari F0 ke F = ½F) dengan pertambahan panjang pegas (∆x).
Maka, dengan rumus usaha (W=Fs):
Ep= luas segitiga
= ½ (k∆x) (∆x).
Ep= ½k∆x2
E.
Susunan Pegas
- Susunan Seri
Jika
dua buah pegas masing-masing dengan konstanta k1 dan k2 disusun
seri dengan gaya tarikan sebesar F(mg) pada ujung susunan, setiap pegas akan
mendapat gaya yang sama besar, F.
Pertambahan
panjang total sistem:
∆xtotal
= ∆x1 + ∆x2
Dimana
ks total adalah total konstanta pegas dari susunan seri.
- Susunan Paralel
Dalam
susunan pegas paralel, selama gaya tarikan, F(mg) bekerja, pertambahan panjang
setiap pegas besarnya sama.
Jika
gaya yang bekerja pada tiap pegas adalah F1 dan F2, maka:
F
= F1 + F2
kp
total ∆x = k1∆x1 + k2∆x2
kp
total ∆x = k1∆x + k2∆x
kp
total ∆x = (k1+ k2) ∆x
Dimana
kp total adalah total konstanta pegas dari susunan paralel.
Dengan
kata lain, konstanta pegas dalam susunan seri dijumlahkan secara terbalik
(mengurangi nilai konstanta/meregangkan sistem), sedangkan konstanta pegas
dalam susunan parelel dijumlahkan secara langsung (menambah nilai konstanta/mengeraskan
sistem).